Rasa tidak percaya, itu lah yang tergambar dari raut muka Rizky Aung Firmansyah. Pasalnya atlet andalan Jawa Timur ini berhasil meraih juara II final lari 100 meter gawang putra U-18 pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik 2019 di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu (4/8/2019). Agung, panggilan akrabnya, berhasil finis kedua dengan catatan waktu 14,64 detik.
Agung, panggilan akrabnya, sukses finis kedua saat babak penyisihan seri ke-2 dengan catatan waktu 14,47 detik. Babak berikutnya, Agung berhasil menjadi 8 pelari terbaik dan menempati posisi ketiga dengan catatan waktu yang sama 14,47 detik. Hasil tersebut mengantarkan Agung masuk pada babak final. Di final, Agung berhasil menyelesaikan balap lari pada posisi kedua dengan catatan waktu 14,64 detik, selisih 32 detik dari posisi pertama.
“Alhamdulillah di babak final itu saya mendapatkan juara dua, saya seperti tidak menyangka jikalau bisa mendapatkan juara,” ucap Agung yang berpostur jangkung. Sebelumnya, Agung harus gagal dua kali pada kejuaraan lomba atletik. Agung merasa bahagia bisa merasakan juara malah pada ajang yang lebih bergengsi. “Saya menemui pelatih dan memeluknya. Saya menangis terharu karena kaget, saya bisa mendaptkannya dan baru pertamakali mengikuti lomba itu,” tutup Agung terharu mengenang momen bahagia itu.
Kesuksesan tersebut tidak lepas dari hasil latihan yang telah dilakukkannya sejak awal. Menurutnya, mental bermain merupakan modal besar saat berlomba. “99 % mental berperan dan 1% hasil latihan yang dipertaruhkan di saat perlombaan,” ucap Agung saat diwawancarai tim publikasi web Smansa.
Sebelum lomba, Agung sempat menjajal lintasan lari bersama atlet lain. Agung tidak gentar menghadapi lawan-lawan yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Jelang balap lari, Agung menyempatkan untuk tahajud agar diberikan kelancaran selama pertandingan. Pukul 07.00 WIB, Agung mulai pemanasan lari bersama atlet lainnya. “Jangan sampai takabur, selalu optimis bisa melawan mereka. Meskipun saya berlatih di antara kebun kebun jagung dan sawah,” cerita anak yang saat ini duduk di bangku XII IPS 2.
Dibalik kesuksessannya di Kejurnas, Agung sempat gagal di di even Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Juli lalu. Remaja berusia 17 tahun ini harus puas berada di posisi keempat lari 110 meter gawang pada even olahraga tersebut. Hasil yang telah diperoleh sempat membuat dirinya kecewa karena gagal membawa pulang juara. Kekecewaan Agung tampaknya sedikit terobati. Karena meski kalah, pelatihnya memberikan pesan bahwa dirinya masuk dalam persiapan Kejurnas. “Saya sangat kaget dan bersyukur setelah mendengar kabar itu,” kata Agung terharu.
Selesai dari pelaksanaan Porprov, Agung sempat merasakan sakit pada bagian pinggangnya. Hal ini membuat dirinya takut dan ragu jika sampai even Kejurnas nanti cedera pinggangnya masih belum sembuh. Namun, dirinya tak ambil puisng karena Agung juga harus fokus pada even atletik berikutnya.
Saat persiapan menuju Kejurnas, Agung masih harus tampil pada even Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Jawa Timur. Kali ini, Agung mewakili Smansa dalam lomba atletik lompat jauh. Namun, dirinya gagal dan harus puas finis di urutan keenam.
Cedera pinggang yang didapatkan dari even atketik Porprov membuat khawatir akan peformanya tampil di Kejurnas. Bahkan, pelatih sempat memperingatkan dirinya untuk mundur dari training center (TC) Kejurnas jika peformanya masih belum stabil. “Lanek boyokmu kui sek rung mari yo pie nehh kuwe kudu mengundurkan diri, gausa melu Kejurnas,” ujar Agung saat menirukan nasihat pelatih Yanuar Wijiatmoko.
Ketakutan Agung semakin bertambah besar setelah pelatih memberikan instruksi mundur dari Kejurnas. Saat itu juga, dirinya menangis dan merenung karena tidak diizinkan mengikuti Kejurnas jika cedera pinggangnya masih terasa. Karena dorongan semangat, dirinya tidak ambil pusing dengan rasa sakitnya. Agung tetap memaksa supaya bisa mengikuti Kejurnas ini.
Selama TC di Unesa, Agung berlatih dan menerapi pinggangya. Seminggu jelang Kejurnas, rasa sakit di pinggangnya mulai mereda membuat Agung semakin yakin menatap even Kejurnas. Dua hari sebelum perlombaan, Agung sempat diguncang gempa yang cukup hebat. Saat itu kekuatan gempa yang mengguncang Jakarta mencapai 7,4 SR. Ia berlari keluar hotel bersama orang-orang lain termasuk kompetitornya balap lari di Kejurnas. Namun, hal itu tidak membuat konsentrasi Agung buyar menghadapi perlombaan.
Penulis: Achmad Fakhruddin